" Melindungi, Mengayomi dan Melayani Masyarakat"

Polres Muna pada awal terbentuknya telah mengalami beberapa kali perubahan nama yang disesuaikan perkembangan kemajuan zaman dan kondisi masyarakat serta pembenahan kedalam, baik yang diturunkan melalui pemerintah maupun interen polres Muna.

          Pada tahun 1950 Kabupaten Muna bentuk pemerintahannya masih disebut Distrik Muna pada saat itu yang merupakan Subwilayah Buton, demikian pula keberadaan Polisi masih berkoordinasi dengan wilayah buton yang berkedudukan di Baubau, dengan nama “Polisi Basteur” sejumlah 4 (empat) orang personel dan bertangunjawab kepada Pemerintah Belanda namun dilain pihak ada juga ada juga bentukan Pemerintah Swapraja yang disebut “Lanshap Polisi” yang dipimpin oleh seorang Mantri Polisi an. Mantri Polisi La Ode Shalihi.

     Selanjutnya dalam pemerintahan swapraja, Pemerintah Belanda belumjuga mengundurkan diri dengan kata lain masih melaksanakan pula kekuasaannya disamping kekacauan yang dilakukan oleh Gerombolan DI/TII, sehingga praktis keamanan daerah tidak menentu, berangkat dari hal tersebut (tahun 1950) datanglah pengiriman Polisi dari Ujung Pandang (Makassar) dengan nama Polisi Negara dibawah Pimpinan Ipda Noya dalam rangka tugas operasi, berturut-turut silih berganti sampai berubah nama menjadi Polisi Resort, Komres 1864, Komres 1854, Kores 1454, sampai sekarang dengan nama Polres Muna.

         Kepolisian di Kabupaten Muna tidak lepas dari beberapa perjuangan secara fisik dan heroic, baik sejak penjajahan Belanda dan jepang saat menuju kemerdekaan Indonesia, bersama –sama dengan rakyat bahu membahu dalam melepaskandiri dari belenggu penjajahan termaksud setelah kemerdekaan oleh adanya gangguan keamanan dalam Negeri terutama Gerombolan DI/TII dengan berkedok Agama.

Beberapa fakta heroic yang terjadi di wilayah Kabupaten Muna oleh pasukan-pasukan Kepolisian Negara di Kabupaten Negara di Kabupaten Muna antara lain sebagai berikut:

  • Pada tahun 1950 telah terjadi penyerangan di Selat Tobea oleh Gerombolan DI/TII terhadap pasukan Polisi, dan dalam peristiwa tersebut 1 (satu) orang Polisi tewas bernama Ajun Brigadir La Basa.

  • Tanggal 14 Oktober 1953 telah terjadi penyerangan di Desa Umba Kecamatan Kusambi oleh Gerombolan DI/TII terhadap pasukan Polisi dan peristiwa itu menelan korban 1 (satu ) orang Polisi bernama Ajun Brigadir Pamong.

  • Tanggal 04 Juni 1961 Raja Muna Laode Pandu sedang melakukan perjalanan dinas pemerintahan di Kecamatan Kabawo untuk blasting Pajak bersama Dan Res 1854 Muna Iptu Djarum dan satu Regu Pasukan Mobrig dibawah pimpinan Brigadir Amat Kasih, tiba-tiba dihadang oleh sekelompok gerombolan DI/TII sehingga terjadi kontak senjata, adapun yang turut menjadi korban pada peristiwa tersebut adalah Raja Muna La Ode Pandu, Agen Polisi Kelas satu Mulyono, Sopir kehutanan Salim, sedangkan yang luka tembak pada saat itu adalah Agen Polisi Kelas Satu Muheru, Agen Polisi Kelas Satu Kamiran, dan Dan Res Iptu Djarum.

  • Tanggal 3 Juli 1967 pukul 05.00 Wita terjadi penyerangan Pospol di Kambara Kec. Tikep Kab. Muna oleh Gerombolan DI/TII, dimana pada saat itu personel yang sedang piket berjumlah 6 orang, setelah terjadi kontak senjata dua orang anggota Polisi gugur yaitu Brigadir D. Suso dan Ajun Brigadir Kulodawa.

Sejarah PolresMuna